Mina Padi Ikan Nila
Mina padi adalah budidaya terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak mengurangi hasil padi juga dapat menghasilkan ikan. Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan.
Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem mina padi selain ikan mas, mujair,karper dan tawes juga termasuk ikan nila.
Berikut ini ulasan mengenai mina padi ikan nila.
Langkah pertama dalam intensifikasi mina padi yakni membuat pematang, pematang yang dibuat harus cukup tinggi dan kuat menahan air, tinggi pematang sebaiknya antara 25-40 cm tergantung pada ketinggian permukaan air. Lebar pematang bagian dasar tidak lebih dari 50 cm, sedangkan lebar pematang bagian atas cukup 25 cm saja.
Dalam pembuatan pematang sebaiknya tidak digunakan bahan-bahan yang berasal dari tanaman, karena bahan ini mudah busuk sehingga dapat menimbulkan kebocoran pada pematang, pematang dapat dibuat dari tanah yang dipadatkan dengan cara menginjaknya sampai terbentuk galengan yang sesuai dengan harapan. Lubang-lubang yang terdapat di sepanjang pematang sebaiknya ditambal dengan tanah untuk menghindari perembesan dari sawah. Jika lubang terlalu besar sebaiknya pematang yang terdapat disekitar lubang dibongkar terlebih dahulu dan kemudian dibangun kembali.
Langkah selanjutnya adalah membuat selokan/kemalir, kemalir ini dapat dibuat melintang atau sejajar dengan galengan,,lebar kemalir cukup 50 cm dengan kedalaman tidak kurang dari 30 cm.
Dalam usaha mina padi, saluran pemasukan dan pengeluaran air merupakan kunci utama, saluran pemasukan dan pengeluaran air dibuat dengan tujuan untuk mengatur tinggi permukaan air yang terdapat di sawah agar tidak kekurangan atau kelebihan. Saluran pemasukan dan pembuangan air dapat dibuat dari bambu atau pipa paralon yang ditanam pada pematang sawah.
Saluran pembuangan air yang dibuat sebaiknya sebanyak 2 buah, yaitu berfungsi untuk menguras air yang terdapat dalam kemalir sehingga akan mempermudah penangkapan ikan pada saat panen dilakukan. Sedangkan saluran pengeluaran yang lain berfungsi untuk mengatur tinggi air yang diinginkan.
Saluran pemasukan air yang dibuat cukup satu saja dan terletak lebih tinggi daripada saluran pengeluaran, agar air yang dialirkan tidak mengalir kembali keluar. Untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar atau sampah dan keluarnya ikan yang dipelihara, sebaiknya pada saluran pemasukan maupun pengeluaran dipasang saringan dari anyaman bambu atau kawat kasa.
Langkah selanjutnya yakni membuat bak penampungan, bak penampungan berguna untuk menampung ikan pada saat dilakukan panen sehingga ikan mudah ditangkap. Bak penampungan ini sebaiknya dibuat di sekitar saluran pengeluaran, ukuran bak tergantung pada sawah yang tersedia sehingga dapat menampung semua ikan yang dipelihara. Bak penampungan harus lebih dalam daripada kemalir, sehingga pada saat kemalir kering bak masih terisi air untuk menampung ikan.
Agar hasilnya maksimal terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah, pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyiapkan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman padi maupun organisme makanan ikan.
Tanah mula-mula dicangkul atau dibajak sampai kedalaman 20 cm kemudian alirkan air agar tanah menjadi sedikit becek.
Setelah benih padi ditanam kemudian air dialirkan kembali sampai permukaan air mencapai ketinggian 20 cm dan dibiarkan selama 4-7 hari, untuk memberikan kesempatan kepada organisme makanan ikan untuk tumbuh.
Setelah 4-7 hari benih ikan ditebarkan dengan kepadatan tertentu. Penebaran ikan untuk mendapatkan ikan konsumsi, untuk ukuran 3-5 cm, padat penebaran 2000 ekor per hektar dengan lama pemeliharaan 60 hari, akan diperoleh ikan seberat 40 gram setiap ekor. Untuk ukuran 5-8 cm padat penebaran 1000-2000 ekor per hektar dengan lama pemeliharaan 50 hari, akan diperoleh ikan seberat 40 gram setiap ekor. Untuk ukuran 8-11 cm, padat penebaran 1000-1500 ekor per hektar dengan lama pemeliharaan 50 hari akan diperoleh ikan seberat 60 gram setiap ekor.
Yang perlu diperhatikan bahwa tinggi permukaan air pada petakan sawah tidak boleh terlalu rendah, untuk penebaran benih ikan 1-3 cm, maka tinggi permukaan air cukup 5 cm. Sedangkan pada penebaran benih ikan berukuran 5-7 cm, maka tinggi permukaan air diatur antara 5-10 cm.
Pakan ikan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein 30%.
Dengan menerapkan konstruksi mina padi yang digenangi dengan air, maka populasi hama bisa dikendalikan, seperti hama tikus pada budidaya sistem mina padi tidak bisa menyerang ke petak sawah, sedangkan hama wereng, pada saat telur jatuh ke air akan langsung dimakan ikan sebelum sempat menetas, sehingga tidak terjadi ledakan serangan hama wereng pada tanaman padi. Untuk pengendalian gulma/rumput liar pada sistem mina padi juga tidak perlu dilakukan, karena bibit-bibit gulma yang terbawa air akan dimakan oleh ikan, sehingga mina padi ini sangat mendukung untuk peningkatan produksi padi.
Panen ikan dapat dilakukan 10 hari sebelum dilakukan panen padi, caranya pasang saringan pada saluran pemasukan dan pengeluaran air, saluran pemasukan ditutup dan saluran pengeluaran air dibuka, sehingga permukaan air turun. Ikan digiring sehingga berkumpul pada kemalir dan air diturunkan lagi hingga air tinggal di parit saja, kemudian ikan digiring menuju bak penampungan dan ikan ditangkap menggunakan sekop net.
Mina padi telah lama dikembangkan di Indonesia, selain menyediakan pangan sumber karbohidrat, teknologi ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk meningkatkan mutu makan penduduk di pedesaan. Dengan teknologi mina padi yang tepat, mina padi dapat memberikan pendapatan yang tinggi. Keuntungan yang didapat dari usaha tani mina padi berupa padi dan ikan.
Demikian ulasan mengenai mina padi ikan nila, semoga bermanfaat untuk anda.
Untuk membeli benih, bibit, pupuk, pestisida, maupun perlengkapan pertanian lainnya silakan kunjungi SentraTani.com
Sumber : Channel Youtube TVRI Jogja