Kesalahan Dalam Budidaya Ikan Lele
Budidaya atau ternak ikan lele adalah salah satu peluang bisnis menguntungkan yang dapat Anda manfaatkan. Karena lele adalah salah satu ikan tawar yang banyak diminati, khususnya oleh masyarakat Indonesia. Menjalankan bisnis ikan lele pun tidak sulit, karena ikan lele termasuk ikan yang mudah didapatkan dan cara perawatannya pun lebih mudah dibanding jenis ikan lainnya.
Jika anda masih pemula dan ingin memulai budidaya atau ternak lele, maka anda harus mengetahui beberapa kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh peternak lele pemula, agar anda tidak turut terjebak di dalamnya.
Berikut ini kami paparkan beberapa kesalahan dalam budidaya ikan lele.
- Belum punya pengepul
Sebelum memulai budidaya ikan lele seharusnya anda mencari partner yang siap mengambil hasil panen, dengan begitu kita tidak akan was-was ketika waktu panen akan segera tiba, karena lele yang siap panen/ukuran konsumsi porsi makannya banyak bahkan bisa dibilang rakus, sehingga akan menguras stok pakan yang ada apalagi dengan pakan pelet.
Untuk menjual hasil panen ikan lele ke pengepul tidak semudah yang dibayangkan, karena biasanya pengepul sudah memiliki langganan di beberapa tempat, sehingga jika kita menjual kepadanya secara mendadak kemungkinan pengepul akan menolaknya. Jadi solusinya sebelum memulai budidaya, sebaiknya cari dulu pengepul yang siap membeli hasil panen kita.
Jika memang tidak ada pilihan lain yaitu dengan membuat produk makanan dengan bahan dasar ikan lele, atau menjualnya eceran secara keliling atau di pasar.
- Hanya punya satu kolam
Dalam ternak ikan lele memerlukan kolam lebih dari satu yang gunanya untuk menyortir ukuran ikan lele, mengingat pertumbuhan ikan lele selama pemeliharaan tidak 100% seragam, ada yang cepat tumbuh besar, ada yang sedang bahkan ada yang kerdil, hal ini menyebabkan pemborosan pakan dan kanibalisme yaitu ikan yang besar memakan ikan yang masih kecil, yang tentunya akan sangat merugikan.
Jadi, dalam satu kolam budidaya setelah disortir akan menjadi 2-3 kolam sesuai dengan ukuran ikan, sehingga membutuhkan 1-2 kolam lagi tergantung ukuran ikan yang disortir.
Solusinya, jika anda hanya memiliki satu kolam saja, yaitu dengan memilih bibit yang ukurannya besar, minimal 7-8 cm atau lebih besar juga lebih baik, karena pada ukuran tersebut kemungkinan pertumbuhan ikan dalam segi ukuran akan seragam.
- Persiapan kolam yang tidak benar
Dalam budidaya ikan lele tidak cukup hanya dengan air bersih saja, akan tetapi harus menentukan sistem apa yang akan digunakan. Selama budidaya air akan semakin keruh, karena lele memproduksi banyak lendir dan kotoran. Untuk itu dengan sistem budidaya lele, resiko kematian massal akibat kotoran bisa dikurangi.
Dalam budidaya ikan lele ada beberapa sistem, diantaranya adalah
- RWS ( red water system )
- GWS ( green water system )
- Bioflok
- RAS ( recilculating aquaculture system / air bening sirkulasi ) yang biasanya untuk budidaya ikan hias.
- Kepadatan tebar bibit melebihi batas
Kepadatan tebar bibit lele harus benar-benar diperhatikan karena hal ini sangat menentukan hasil panen, maka jangan sampai kolam kecil diisi dengan jumlah bibit yang melebihi batas normal.
Adapun batas normal penebaran bibit adalah 75-200 ekor per meter persegi tergantung pada sistem budidaya yang akan digunakan.
- Bibit terlalu kecil
Bibit yang kecil memang memiliki harga yang lebih murah akan tetapi akan merepotkan dalam pembudidayaannya, karena pertumbuhannya belum terkendali, sebagaimana disebutkan pada poin nomor 2, yaitu pertumbuhannya tidak seragam.
Jadi pada intinya bibit yang terlalu kecil akan merugikan di masa panen karena ukuran yang didapatkan terlalu banyak variasi ukuran sehingga tidak memaksimalkan hasil penjualan
Demikian penjelasan dari beberapa kesalahan dalam budidaya ikan lele yang sering dilakukan oleh para pemula.
Anda bisa bergabung dengan komunitas peternak (Komunitas HCS) untuk sharing mengenai budidaya ternak lele, ternak unggas ataupun ternak lainnya, klik di sini untuk bergabung.
Semoga bermanfaat.