Budidaya Kale Organik
Kale (Brassica oleracea acephala) adalah jenis sayuran berdaun hijau yang tergolong dalam keluarga kubis, seperti sayur brokoli. Kale ini merupakan jenis sayuran yang tumbuh baik di daerah dataran tinggi.
Bagi petani komoditas yang satu ini merupakan primadona untuk berbisnis karena harga jualnya yang cukup mahal sehingga tentunya memberikan keuntungan lebih. Sedangkan keuntungan bagi konsumen adalah bahwa kandungan yang ada pada tanaman ini cukup lengkap, terlebih lagi jika dibudidayakan secara organik. Diantara kandungannya adalah vitamin seperti vitamin A, B, C dan K, selain itu juga terdapat kandungan mineral seperti kalsium, potasium, fosfor, magnesium, zat besi dan kalium.
Untuk budidaya kale organik ini sebenarnya cukup mudah, hanya saja memang perawatannya harus telaten agar berproduksi maksimal, berikut ini penjelasannya.
PERSIAPAN BIBIT
Bibit kale ini dapat diperoleh melalui penyemaian benih/biji. Untuk mendapatkan bibit yang bagus maka gunakanlah benih kale yang berkualitas unggul, karena benih berkualitas unggul memiliki daya tumbuh yang tinggi dan ketahanan yang baik terhadap serangan hama penyakit, sehingga keberhasilan budidayanya lebih menjanjikan.
Benih kale berkualitas saat ini sudah banyak tersedia di toko-toko pertanian, seperti di SentraTani.com.
Proses penyemaian benih kale sangat mudah untuk dilakukan, namun meskipun demikian proses penyemaian ini membutuhkan ketelitian agar bibit benar-benar tumbuh dengan baik.
Untuk mengetahui cara semi benih kale, silakan baca penjelasannya pada artikel Kampus Tani sebelumnya yaitu Cara Semai Benih Sayur Kale.
PENGOLAHAN LAHAN
Gemburkan lahan dengan cara ditraktor atau dicangkul. Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 cm, tinggi 40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan yang digunakan, atau disini sebagai contoh adalah 10 meter.
Tambahkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang yang telah matang, campurkan dengan tanah pada bedengan dengan mengaduknya hingga merata, rapikan kembali permukaan bedengan. Takaran pupuknya adalah 50 kg untuk bedengan ukuran 1×10 meter.
Sebelum ditanami, diamkan lahan terlebih dahulu selama kurang lebih 5 hari hingga siap untuk ditanami.
PENANAMAN BIBIT
Bibit kale hasil dari penyemaian benih sudah dapat ditanam pada lahan setelah berusia 3-4 minggu atau sudah memiliki 4-5 helai daun.
Buat lubang tanam dengan jarak antar lubangnya kurang lebih 40 cm dan dibuat dengan posisi zig-zag atau menyerong. Dalam bedengan berukuran lebar 1 meter dapat dibuat 3 baris lubang tanam agar nantinya saat tumbuh besar tanaman tidak terlalu rapat yang mana hal tersebut dapat mengakibatkan busuk daun.
Tanam bibit kale pada lubang tanam dengan mencabutnya terlebih dahulu dari persemaian secara hati-hati agar tidak merusak perakaran, agar lebih aman bisa dicongkel bersama dengan menyertakan media tanam pada persemaian. Tanam satu bibit pada setiap lubang tanam pada bedengan.
Berikan mulsa organik dengan menaburkan rumput kering pada bedengan, mulsa organik ini memiliki manfaat ganda yaitu sebagai mulsa untuk mencegah tumbuhnya gulma dan juga sebagai tambahan bahan organik pada bedengan.
Pada musim hujan berikan naungan menggunakan plastik uv dengan rangka atau para-para dari bambu yang disusun sedemikian rupa hingga menutupi seluruh bagian bedengan. Tujuan pemberian naungan ini adalah karena daun kale terutama kale keriting memiliki daun yang jika terkena hujan dapat menampung air, sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan busuk daun.
Sayur kale biasanya siap dipanen pada umur 7 – 8 minggu, yang ditandai dengan daun bawah sudah tambah lebar dan pinggir daunnya sudah keriting sempurna untuk kale keriting.
Cara panennya yaitu dengan memetik daunnya saja, dan dalam sekali tanam dapat dipanen 4-5 kali.
Demikian ulasan mengenai cara Budidaya Kale Organik, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk Anda.
Untuk membeli benih tanaman sayur kale ataupun perlengkapan pertanian lainnya, silakan kunjungi SentraTani.com.
Referensi: Channel Youtube Samidi L 300