Budidaya Jati Solomon
Bagi sebagian kalangan, nama jati solomon mungkin masih terdengar asing. Selama ini masyarakat lebih akrab dengan penggunaan istilah kayu jati saja tanpa ada jenis jati lainnya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena pada dasarnya tidak semua orang mengenal varian dari pohon jati yang memang cukup beragam jenisnya.
Apalagi dengan istilah jati solomon, yang memang bukan merupakan produk asli dari Indonesia. Jati Solomon ini, lebih banyak dikenal masyarakat dengan istilah Jati Jumbo. Nama Solomon sendiri diambil dari tempat asal varietas pohon jati ini yang memang banyak dikembangkan di kawasan Kepulauan Solomon. Kepulauan Solomon adalah sebuah negara kecil yang letaknya di bagian timur Papua Nugini.
Karakteristik dari jenis jati ini sendiri sedikit berbeda dari jenis jati yang banyak dikenal pada umumnya. Dimana jati solomon memiliki bentuk daun yang tidak terlalu lebar, namun lebih tebal dan kuat jika dibandingkan dengan jenis jati lainnya.
Keistimewaan lain dari pohon jati solomon ini adalah kontur dari batang pohonnya yang lebih baik. Dimana batang pohon jati jenis solomon ini, mampu tumbuh lurus ke atas dan tidak menimbulkan banyak cabang. Sehingga batang pohon jati jenis ini akan lebih mudah untuk digunakan sebagai bahan baku berbagai macam produk.
Karakteristik lain dari jenis pohon ini adalah adanya pasangan daun serasi yang berwana hijau kebiruan. Dan selain memiliki bentuk batang tegak lurus, pucuk batang jati solomon ini cukup kuat sehingga tidak akan mudah patah bila terkena badai atau juga mendapatkan serangan hama penyakit. Dengan demikian, pada saat ditebang, mampu menghasilkan batang pohon yang sempurna karena tidak terdapat patahan.
Keunggulan Jati Solomon
Sebagai salah satu jenis pohon unggulan, jati solomon ini sangat cocok bila dikembangkan di kawasan yang beriklim tropis. Dimana di kawasan ini biasanya memiliki curah hujan berkisar 1000 – 2000 mm/ tahun. Suhu di kawasan tropis yang berkisar antara 24-35 derajat Celcius, akan mendukung pertumbuhan jati solomon dengan baik.
Jati jenis solomon ini juga bisa dikembangkan di tanah yang berkapur. Untuk ketinggian lahan ideal berkisar 0-700 meter di atas permukaan laut. Kebutuhan akan sinar matahari secara langsung, juga menjadi syarat agar perkembangan tanaman jati ini bisa sempurna.
Bagi mereka yang ingin membudidayakan tanaman jati solomon ini, bisa memberikan jarak setiap pohon sekitar 3-3,5 meter. Dengan demikian pada nantinya setiap hekar lahan bisa menghasilkan 1000-1200 batang pohon jati. Proses pemanenan atau pemotongan pohon bisa dilakukan mulai saat pohon berusia 6 tahun. Agar lebih baik lagi, proses pemotongan ini tidak dilakukan sekaligus, namun dengan cara memotong 500 pohon dalam sekali proses panen.