Cara Menanam Bawang Merah “TUK-TUK”
Teknolologi pembijian bawang merah telah banyak dikembangkan oleh para ahli dalam negeri.. Selain itu, teknologi budidaya bawang merah di tingkat petani belum membudaya. Faktor lainnya yaitu tersedianya benih bawang merah di pasaran, sekalipun belum banyak diketahui masyarakat petani. Keunggulan perbanyakan bawang merah dengan biji, selain bisa menekan biaya pengadaan bibit, juga mudah didistribusikan antar tempat atau antar daerah, bahkan antar negara tanpa menuntut tambahan biaya penyimpanan gudang.
Selain itu, bibit bawang merah pada umumnya bebas dari virus atau penyakit berbahaya lainnya. Sementara kelemahannya adalah tanaman bawang merah yang berasal dari biji sering terjadi pemecahan sifat dan harus disemai dulu selama 5-6 minggu. Teknologi pembibitan bawang merah seperti ini belum terbiasa di dataran rendah. Sebenarnya, teknologi pembibitan dan budidaya bawang merah dari biji sudah banyak diteliti. Benih disemai dulu pada bedengan bersungkup plastik bening seperti menyemai benih kubis atau sayuran dataran tinggi lainnya. Pada umur 5-7 minggu sejak disemai, bibit dicabut untuk segera dipotong, sebagian daun-daunnya dan akar dibersihkan, kemudian direndam dulu dalam larutan fungisida. Penanaman bibit bawang merah di kebun membutuhkan teknologi spesifik, yaitu jarak tanam 10 x 10 cm atau 5 x 10 cm.
Budidaya bawang merah dari biji umumnya menghasilkan umbi tunggal, sehingga jarak tanamnya harus rapat. Jika populasi per hektar dari bibit umbi mencapai 250.000 tanaman (jarak tanam 20 x 20 cm) dengan produksi 20-25 ton, maka perbanyakan biji pada jarak tanam 10 x 10 cm atau populasi sekitar 1 juta tanaman dapat menghasilkan umbi dalam volume yang sama. Prospek pasar dari umbi tunggal berkualitas prima, yaitu bentuknya bulat dan berukuran besar, warna kulit umbi merah menarik dan rasanya pedas, ternyata makin diminati konsumen dalam dan luar negeri. PT East West Seed Indonesia menjual biji bawang merah dan menanam bawang merah dengan biji. Potensi produksi Varietas Tuktuk dapat mencapai 25 ton/ha (beberapa petani bisa sampai 30 ton/ha).
Pembenihan dengan biji
Berikut langkah-langkah atau metode persemaian Bawang Tuktuk cap panah merah:
1. Benih Bawang Tuktuk harus disemai terlebih dahulu untuk mendapatkan bibit bawang siap tanam yang bagus dan sehat;
2. Siapkan baki/tray, pot, polybag atau wadah lain untuk menyemai benih;
3. Dibutuhkan media yang remah, terdiri dari tanah halus, pupuk kandang/kompos dan arang sekam (1:1:1). Jika tidak ada arang sekam, tidak masalah;
4. Tujuan pemberian arang sekam pada media adalah untuk mengikat air dan memberi rongga pada media tanam sehingga sirkulasi udara dapat terjaga;
5. Siapkan tray baki seperti contoh dan isi agak penuh dengan media. Boleh menggunakan wadah lain;
6. Selanjutnya isi tray dengan media yang sudah disiapkan, disiram air dengan menggunakan gembor hingga rata. Biarkan air meresap ke bawah kemudian siram ulang untuk memastikan bahwa media sudah basah secara merata dengan melihat tetes air di bawah tanah;
7. Kemudian buat larikan di atas media tanam, 1 tray bisa dibuat 7-8 larikan (tidak terlalu dalam). Larikan dibuat karena pada saat benih akan pecah dan bertunas, membutuhkan energi yang dihasilkan bersamaan;
8. Energi yang dihasilkan dari larikan-larikan benih. Benih yang ditabur bersamaan akan mempercepat proses tunas dan mendapat tunas yang sehat;
9. Kemudian taburkan benih Bawang Tuktuk yang sudah disiapkan. Satu tray baki bisa untuk menyemai 2 gram benih + berisi 600 benih;
10. Saat mengambil benih untuk ditaburkan di larikan (+1/8 bagian dari 2 gr. Taburkan rata di larikan. Setelah larikan ditabur benih dan benih masih sisa, ambil dan ditaburkan ulang disetiap larikan, kemudian tutup pakai media remah;
11. Siapkan plastik penutup untuk membungkus tray, gunakan plastik warna gelap agar tanah tidak kering akibat panas;
12. Plastik pembungkus harus diberi lubang agar tetap terjaga sirkulasi udara. Biarkan selama 5 hari tanpa disiram. Kalau belum ada tanda-tanda pertumbuhan, agar dicek medianya. Mungkin terrlalu kering, karena kurang air. Jika ternyata kering, penutup boleh dibuka dan disiram dengan menggunakan sprayer ukuran (siram) paling halus. Tidak perlu berlebihan;
13. Kemudian dibungkus kembali dan dibuka pada hari ke 5 – 6, tunas sudah mulai muncul dan tidak perlu ditutup lagi. Selanjutnya semaian disiram jika media butuh disiram;
14. Contoh: semaian umur 2 minggu, disiram sesuai kebutuhan dan butuh matahari penuh. Semaian umur 5-6 minggu dengan 5-6 daun, siap dipindahkan di lahan/pot atau polybag. Kemudian semaian siap pindah tanam;
15. Pada umur 40-42 Hari Setelah Semai (HSS) atau 6 minggu, tanaman sudah siap pindah tanam. Masing-masing pohon memiliki sekitar 5-6 helai daun; dan
16. Sebelum dipindah, basahi media dalam pot, tanamkan 7-10 batang per pot.
Sumber : cybex.pertanian.go.id